Rabu, 23 November 2011

ESCAPE FROM LIBYA

0 komentar
 
Cerita oleh : Yong Choesny
Part : One

Entah mengapa Yong malam ini tak bisa tidur. Pada hal berbagai kemewahan dari fasilitas menjadi penasehat perang Tuan Khadafi sudah lebih dari cukup. Malahan melebihi fasilitas seorang presiden yang paling berkuasa sekalipun. Anda mungkin sulit mempercayai kondisi kamar tempat tidur yang tengah Yong gunakan. Sebut saja tempat tidur misalnya, ukurannya tidak seberapa besar. Mungkin 4 kali lapangan bola ukuran olimpiade di Athena. Belum ditambah busa super maksimum ekstra empuk. Kepinding saja kalau berjalan akan terperosok kedalam permukaan kasur busa tersebut saking lembutnya busa tempat tidur Yong.


Tidak itu saja. Disudut ruangan tergeletak kulkas berukuran super maximum jumbo. Tidak lagi dua pintu. Tapi hampir semua sisinya adalah pintu. Yong bisa dengan mudah mengambil makanan, minuman dan buah-buahan dari sisi manapun. Itulah hebatnya kulkas open window dari negeri Libya ini. Yong sempat berpikir. Apakah kamar tidur Yong ini sebuah pabrik es batu ? Mungkin iya..mungkin juga tidak. Tapi Yong yakin, alat pendingin ini sengaja di berikan Tuan Khadafi agar bunker bawah tanah ini tidak dapat di deteksi dengan sensor panas para demontran atau pelacak panas milik NATO . Hmmmmm..sebuah teknologi yang canggih dalam hati Yong.

Balik kanan..balik kekiri, mata Yong masih tak bisa terlelap. Entah berapa milyar kambing biri-biri sudahpun Yong hitung satu persatu. Sudah Yong gunakan kalkulator buatan China, sempoa buatan China dan berbagai alat hitung lainnya. Termasuk batu kerikil untuk melempar Jumrah pun sudah Yong pakai untuk menghitung kambing biri-biri agar Yong bisa terlelap malam ini. Tapi mata Yong masih terbuka lebar. Tiba-tiba pantat Yong terasa gatal, Yong kira itu adalah kepinding piaraan Tuan Khadafi. Yong garuk-garuk dan tak terasa ada sesuatu yang mangganjal di saku celana Yong.

Yong penasaran, lantas Yong ambil apa yang mengganjal di pantat Yong. Yong terperanjat...
“Ha...Apa nih ? . Inikan kutang bini Yong ?”
Yong cium kutang bini Yong tersebut....Hmmmmmmm.....
Zz...zzzzzz..ZZZ.........zz...z....zz...
***
Part : Two
            
Dari kejauhan terlihat jelas asap hitam mengepul dan disusul dengan suara dentuman yang keras. Dari alat komunikasi dua arah terdengar suara yang tidak jelas. Seperti suara jengkrik. Yong menghampiri  alat komunikasi tersebut. Terdengar sedikit jelas seperti suara Azan.
Hayya alal falaaaaah.....begitu bunyinya berulang-ulang....
Yong lihat jam tangan, tapi belum menunjukkan waktu sholat. Yong penasaran dan tanyakan pada kawan Yong makna dari suara di alat komunikais tersebut.

“Apa maksudnya nih ?. Yong tak mengerti lah ?”

“Oh, itu ?. Itu suara pemberi semangat kepada pejuang pro tuan Khadafi. Artinya marilah menuju kejayaan. Cepat ! kita harus masuk bunker menuju lantai dasar” Balas kawan Yong dengan tergesa-gesa.
            Tanpa sempat mengenakan celana seragam Yong langsung terbirit-birit mengikuti kawan Yong yang sudah lebih dulu berlari pontang-panting sambil membawa peralatan perang.

“Wooiiii....Abdul..Tunggu!”. Teriak Yong sambil terus berlari menyusul kawan yang sedikit jauh meninggalkan Yong.
“Tunggu Abdul....Yong tak tahu jalur bunker ney..”. Abdul menghilang dibalik tikungan. Dan sesampainya Yong di tikungan tersebut Yong terperanjat bukan main.

Apa sebab ?
Karena pas berada di tikungan tersebut terdapat tujuh lubang pintu yang entah kemana tujuannya. Yong terdiam sejenak dan terus berpikir dan berpikir. Sambil menunggu Yong berpikir bagaimana kalau pembaca juga ikut berpikir bagaimana caranya supaya Yong dapat tahu lubang pintu mana yang mesti Yong masuki agar bisa menyusul Abdul yang sudah menghilang tadi. Apakah lubang 1, 2, 3, 4, 5, 6 atau 7 ? Sambil menunggu jawaban, Yong mau buang air besar dulu. Jangan kemana-mana ya. Ting !
[ bersambung ]

Leave a Reply

Setiap kata nan terangkai dari Komentar anda adalah bara api pembakar semangatku tuk bisa terus merangkai Cerita dalam Komik Yong Dollah versi baru ini.